Saya melakukan operasi gigi bungsu beberapa bulan yang lalu dikarenakan sering pusing dan sakit gigi. Kalau masalah sakit gigi sih udah jadi langganan ya dr muda bulak balik dokter gigi, pasalnya dulu waktu remaja suka males dan lupa sikat gigi sebelum tidur ^^'. Alhasil disaat dewasa mulailah bermunculan bolong di gigi. Tapi baru kali ini sakit gigi saya disertai pusing.
Pusingnya sudah terasa sejak satu tahun yang lalu, tapi belum 'ngeh' itu karena gigi. Waktu gigi sy sakit periksa ke dokter cm karena ada bolong di bagian graham. Setelah diobati si bolong itu ya sudah saya lega, masalah selesai saya pikir. Ternyata beberapa bulan kemudian pusing masih muncul. Akhirnya setelah konsul ke dokter gigi diminta rontgen kelihatanlah satu gigi graham bungsu saya yang sedang tidur, benar benar dalam posisi tidur, bukan sekedar miring seperti gigi bungsu lainnya. Rupanya si gigi tidur inilah yg mendorong dorong gigi di sebelahnya sampai sakit dan pusingnya disebabkan gigi bungsu itu sudah mengenai saraf yg menuju ke otak. Serem deh kl denger gigi udh kena saraf. Walaupun waktu itu dokter sudah menyarankan untuk diambil tapi saya ga langsung ambil tindakan dikarenakan TAKUT. Akhirnya setelah itu saya beraktifitas seperti biasa karena si pusing juga timbul tenggelam datangnya. Pertimbangannya juga karena waktu itu saya tinggal di Manado sebagai perantau jadi galau kalau harus operasi tanpa ada keluarga yang menemani.
Beberapa bulan kemudian akhirnya suamiku kembali di mutasi ke Bogor setelah tujuh tahun tinggal di tanah minahasa. Semakin lama pusing semakin sering datang. Akhirnya saya kembali memberanikan diri ke dokter gigi. Jawabannya teteup sama lah ya, mau drg di Manado atau di Jawa, kl gigi itu sebaiknya diambil. Karena sy menggunakan BPJS saya di kirim untuk konsul lebih lanjut ke Rs. Marzuki Mahdi.
Datang ke Rs Marzuki Mahdi ternyata saya tidak sendirian saudara-saudara... Ternyata buanyak yang mengalami hal sama, bahkan beberapa pasien kasusnya sama persis dengan saya, giginya tertidur, gejalanya pusing kepala. Cukup lega ya waktu berbagi rasa dengan pasien yang lain, kita jadi tau kalau kita ga sendirian ngalami ini. Saling berbagi riwayat sakit, merencanakan tindakan apa yang kita ambil, sama sama antri juga. Bahkan salah satu pasien mba Rahma dan suaminya yg super duper baik sampe ngantriin nomor saya dr subuh. Karena masyaallah, jadi peserta bpjs itu antriannya panjang pake bangeud... Setiap hari dokter dijatah hanya menerima 8 pasien, alhasil pasien sudah mengantri nomor di rumah sakit sejak jam 2 subuh!! Jarak dr rumah saya ke Rs itu cukup jauh, jd kalau saya datang jam 6 pagi dapat dipastikan tidak kebagian nomor, dan pasien bpjs hanya boleh melakukan satu tindakan dalam sehari, alhasil harus bulak balik kurang lebih selama tiga minggu untuk kasus seperti saya sampai sembuh.
Kembali ke kegalauan saya menghadapi operasi. Rasa takut dioperasi sudah muncul sejak pertama konsul, apalagi waktu dokter bilang letak gigi saya di bagian dalam, oleh karenanya harus dilakukan bius total. Whaattt... Takut banget sm bius total karena dari pengalaman liat mama yg operasi bius total ko serem banget ya kaya mayat waktu pasca operasi, ditambah sadarnya ada yang memakan waktu lama. Waktu saya melahirkan kedua anak lewat sc dua duanya bius setengah badan jadi benar benar stress waktu tau harus bius total.
Waktu itu dokter kasi waktu, katanya silakan ibu pikir pikir dulu. Saya tanya kalau saya ga operasi apa dampaknya dok. "ga operasi ya gpp, tapi ibu bakal pusing pusing seumur hidup", begitu kata dokter.
Sampai rumah tidur ga nyenyak, konsul sm suami jawabannya singkat dan realistis ^^', akhirnya yah banyak banyak berdoa, banyak tanya tanya pengalaman orang yang mengalami hal yang sama, minta petunjuk Allah, shalat istikharah. Selepas shalat istikharah diberikan ketenangan dan akhirnya memutuskan operasi.
Proses menuju operasi itu yang sangat melelahkan karena saya harus bulak balik rs untuk pemeriksaan darah, penyakit dalam, anastesi, konsul dokter dan cari ruangan. Semuanya hampir dilakukan sendiri dikarenakan keluarga semua di luar kota, suami bekerja.
Kalau bukan karena kekuatan yang diberikan Allah mungkin rasanya pengen menyerah saja :D
Setelah mendapat kamar, walaupun kelas 3, ya diambil sajah daripada harus bulak balik lagi nungguin kosong jatah kelas 1. Alhamdulillah saat operasi mertua datang dr Bandung untuk menemani. Hari selasa jadwal operasi, senin malam sudah masuk kamar rawat untuk berbagai pemeriksaan dan puasa. Dari mulai masuk kamar rawat sampai masuk kamar operasi saya ga lepas zikir karena takut menghadapi operasi bius total. Makanya support dr orang orang terdekat penting bgt disaat saat seperti ini.
Jam 11.00 saya sudah digiring masuk ruang operasi. Yang paling saya ingat waktu itu adalah kedinginan. Itu ruangan bener bener kaya es ditambah saya memang ga kuat dingin. Suster dokter masuk, udah langsung pasrah sepasrah pasrahnya. Tapi kejadiannya memang cepet banget ya, mereka siap siap serba cepet, saya dibius lewat hidung dan langsung tertidur. Kalau mau dibayangin apa yang terjadi selama operasi mungkin serem ya. Yang saya ingat waktu itu tiba2 udah sadar aja! Rasa sakit di gigi pasca operasi pasti ya ditambah darah yang mengalir sedikit sedikit di mulut. Yang saya kaget waktu pegang rambut ko pada lengket ya, apa kena darah atau betadine.. Mata sempet iritasi merah, kalo kata dokter mungkin kecipratan betadine waktu operasi, pdhl ditutup kain si matanya :D
Walaupun pasca operasi sempet ada insiden saya kesakitan di subuh hari karena obat penahan sakitnya kehabisan tapi sangat bersyukur alhamdulillah semuanya sudah terlewati. Total kemarin dua gigi bungsu yang dicabut. Alhamdulillah semua biaya operasi ditanggung bpjs.
Intinya kita hidup pasti ga akan mulus mulus aja ya, pasti ada rintangannya, ada kalanya kita sakit, ada kalanya harus melalui tindakan operasi yang menakutkan. Buat temen temen yang masih galau untuk pemeriksaan giginya, dicabut apa engga, dipikirkan kembali baik baik. Kalau pertimbangan saya kemarin kalau gigi sudah mengganggu apalagi berbahaya kalau sudah kena saraf yah diambil saja. Mudah mudahan ke depannya ga ada gigi yg sakit lagi. Mudah mudahan sisa 2 gigi bungsu ini ga mengganggu. Sejak sering sakit gigi insyllh sy rutin menggosok gigi, sebelum tidur, setelah makan dan sebelum shalat sepeti yang dicontohkan nabi Muhammad S.A.W
Jaga gigimu sebelum ompong!!
:D B-) ;-)
Beberapa bulan kemudian akhirnya suamiku kembali di mutasi ke Bogor setelah tujuh tahun tinggal di tanah minahasa. Semakin lama pusing semakin sering datang. Akhirnya saya kembali memberanikan diri ke dokter gigi. Jawabannya teteup sama lah ya, mau drg di Manado atau di Jawa, kl gigi itu sebaiknya diambil. Karena sy menggunakan BPJS saya di kirim untuk konsul lebih lanjut ke Rs. Marzuki Mahdi.
Datang ke Rs Marzuki Mahdi ternyata saya tidak sendirian saudara-saudara... Ternyata buanyak yang mengalami hal sama, bahkan beberapa pasien kasusnya sama persis dengan saya, giginya tertidur, gejalanya pusing kepala. Cukup lega ya waktu berbagi rasa dengan pasien yang lain, kita jadi tau kalau kita ga sendirian ngalami ini. Saling berbagi riwayat sakit, merencanakan tindakan apa yang kita ambil, sama sama antri juga. Bahkan salah satu pasien mba Rahma dan suaminya yg super duper baik sampe ngantriin nomor saya dr subuh. Karena masyaallah, jadi peserta bpjs itu antriannya panjang pake bangeud... Setiap hari dokter dijatah hanya menerima 8 pasien, alhasil pasien sudah mengantri nomor di rumah sakit sejak jam 2 subuh!! Jarak dr rumah saya ke Rs itu cukup jauh, jd kalau saya datang jam 6 pagi dapat dipastikan tidak kebagian nomor, dan pasien bpjs hanya boleh melakukan satu tindakan dalam sehari, alhasil harus bulak balik kurang lebih selama tiga minggu untuk kasus seperti saya sampai sembuh.
Kembali ke kegalauan saya menghadapi operasi. Rasa takut dioperasi sudah muncul sejak pertama konsul, apalagi waktu dokter bilang letak gigi saya di bagian dalam, oleh karenanya harus dilakukan bius total. Whaattt... Takut banget sm bius total karena dari pengalaman liat mama yg operasi bius total ko serem banget ya kaya mayat waktu pasca operasi, ditambah sadarnya ada yang memakan waktu lama. Waktu saya melahirkan kedua anak lewat sc dua duanya bius setengah badan jadi benar benar stress waktu tau harus bius total.
Waktu itu dokter kasi waktu, katanya silakan ibu pikir pikir dulu. Saya tanya kalau saya ga operasi apa dampaknya dok. "ga operasi ya gpp, tapi ibu bakal pusing pusing seumur hidup", begitu kata dokter.
Sampai rumah tidur ga nyenyak, konsul sm suami jawabannya singkat dan realistis ^^', akhirnya yah banyak banyak berdoa, banyak tanya tanya pengalaman orang yang mengalami hal yang sama, minta petunjuk Allah, shalat istikharah. Selepas shalat istikharah diberikan ketenangan dan akhirnya memutuskan operasi.
Proses menuju operasi itu yang sangat melelahkan karena saya harus bulak balik rs untuk pemeriksaan darah, penyakit dalam, anastesi, konsul dokter dan cari ruangan. Semuanya hampir dilakukan sendiri dikarenakan keluarga semua di luar kota, suami bekerja.
Kalau bukan karena kekuatan yang diberikan Allah mungkin rasanya pengen menyerah saja :D
Setelah mendapat kamar, walaupun kelas 3, ya diambil sajah daripada harus bulak balik lagi nungguin kosong jatah kelas 1. Alhamdulillah saat operasi mertua datang dr Bandung untuk menemani. Hari selasa jadwal operasi, senin malam sudah masuk kamar rawat untuk berbagai pemeriksaan dan puasa. Dari mulai masuk kamar rawat sampai masuk kamar operasi saya ga lepas zikir karena takut menghadapi operasi bius total. Makanya support dr orang orang terdekat penting bgt disaat saat seperti ini.
Jam 11.00 saya sudah digiring masuk ruang operasi. Yang paling saya ingat waktu itu adalah kedinginan. Itu ruangan bener bener kaya es ditambah saya memang ga kuat dingin. Suster dokter masuk, udah langsung pasrah sepasrah pasrahnya. Tapi kejadiannya memang cepet banget ya, mereka siap siap serba cepet, saya dibius lewat hidung dan langsung tertidur. Kalau mau dibayangin apa yang terjadi selama operasi mungkin serem ya. Yang saya ingat waktu itu tiba2 udah sadar aja! Rasa sakit di gigi pasca operasi pasti ya ditambah darah yang mengalir sedikit sedikit di mulut. Yang saya kaget waktu pegang rambut ko pada lengket ya, apa kena darah atau betadine.. Mata sempet iritasi merah, kalo kata dokter mungkin kecipratan betadine waktu operasi, pdhl ditutup kain si matanya :D
Walaupun pasca operasi sempet ada insiden saya kesakitan di subuh hari karena obat penahan sakitnya kehabisan tapi sangat bersyukur alhamdulillah semuanya sudah terlewati. Total kemarin dua gigi bungsu yang dicabut. Alhamdulillah semua biaya operasi ditanggung bpjs.
Intinya kita hidup pasti ga akan mulus mulus aja ya, pasti ada rintangannya, ada kalanya kita sakit, ada kalanya harus melalui tindakan operasi yang menakutkan. Buat temen temen yang masih galau untuk pemeriksaan giginya, dicabut apa engga, dipikirkan kembali baik baik. Kalau pertimbangan saya kemarin kalau gigi sudah mengganggu apalagi berbahaya kalau sudah kena saraf yah diambil saja. Mudah mudahan ke depannya ga ada gigi yg sakit lagi. Mudah mudahan sisa 2 gigi bungsu ini ga mengganggu. Sejak sering sakit gigi insyllh sy rutin menggosok gigi, sebelum tidur, setelah makan dan sebelum shalat sepeti yang dicontohkan nabi Muhammad S.A.W
Jaga gigimu sebelum ompong!!
:D B-) ;-)
Mba mau tanya,untuk proses tunggu jadwal oprasi nya lama gak mba?
BalasHapusMba..kl tdk pake bpjs brapa yaa pencabutan 1 giginya? Sy jg nih gigi gerahamnya miring..bolong pula..itu yg mengakibatkan sy sering pusing..mohon infonya ya mba..trimakasih
BalasHapus