Kami tinggal di Bogor sudah satu tahun. Kali ini kami menginap di hotel dalam rangka hadiah ulang tahun kakak Faiha yang ke 7. Niat awalnya kami akan pergi berenang ke DJungle, tapi entah kenapa akhirnya Faiha minta ke hotel. Sudah ada beberapa nama hotel yang terlintas sebelumnya, tapi karena budget yang terbatas saya kembali melakukan survey yang cukup mendalam. Sangat mendalam, sampai beberapa hari kerjaan saya bulak balik pegang hp untuk cari info :D
Selain budget pertimbangan kami adalah mencari hotel yang ramah anak. Apakah hotel menyediakan fasilitas yang dapat membuat anak betah seperti kolam renang pastinya, area bermain anak atau kegiatan khusus untuk anak. Kebijakan hotel mengenai anak juga menjadi pertimbangan. Diantaranya kebijakan anak yang ikut menginap di kamar dan kebijakan anak saat sarapan. Beberapa hotel menerapkan kebijakan anak bayar full 100% untuk sarapan, sebagaian hanya 50%, ada juga yang memberikan free. Bagi saya ini sangat menjadi pertimbangan mengingat anak-anak apalagi Faiha makan dengan porsi yang sangat sedikit. ^^ Ngenes banget ya kalau anak-anak harus bayar full. Sehingga sudah pasti hotel yang tidak ramah anak tidak akan menjadi pilihan kami. Setelah berhari hari mencari info akhirnya saya memutuskan menginap di The Sahira Hotel Bogor.
Kami melakukan booking hotel melalui Agoda. Setelah saya mengetahui rate kamar resmi dari hotelnya langsung ternyata pemesanan kami melalui agoda cukup murah ya. Kami mendapatkan harga kamar deluxe dari Agoda 580 rb, sementara harga yang di publish langsung pihak hotel untuk harga kamar deluxe adalah 1,3 jt. Rejeki... Tergantung juga sebenernya karena pengalaman teman pernah juga justru mendapatkan harga yang lebih murah langsung dari hotelnya. Tapi memang ya harga hotel di Bogor dan Jawa lainnya lebih mahal dibanding harga hotel di Manado. Sebelum di Bogor kami tinggal di Manado. Harga hotel hotel berbintang dengan fasilitas yang sangat baik bisa didapat dengan harga lebih murah.
The Sahira hotel ini berada di pusat kota bogor namun bukan di area yang terlalu ramai. Sangat mudah diakses dengan angkutan umum a.k.a angkot bogor yang menuju kawasan air mancur atau pasar anyar. Cukup mudah dicari karena berada di pinggir jalan utama.
Begitu memasuki halaman hotel terlihat bangunan yang cukup mewah meskipun tidak luas. Suasananya terasa islami karena pegawai perempuan disana memakai pakaian muslim tertutup. Bukan berarti hotel ini hanya untuk muslim ya, pelayanan dan lainnya tetap terasa profesional seperti hotel berbintang lainnya. Staf nya dari bagian depan sampai yang kami bertemu di setiap jalan menyapa dengan ramah.
Saya dan anak anak suka dengan lobi depannya karena luas dan mewah. Sementara saya check in, anak anak senang mengeksplore bahkan berlarian di lobi.
Saat check-in hampir jam 3 sore kamar sudah siap tentunya karena memang check-in sudah siap sejak jam 2 siang menurut aturan.
Lorong lorong hotelnya cukup luas, dan saat memasuki kamar saya cukup puas karena kamarnya cukup lega dan bersih. Saya ga suka kamar yang sempit dan pengap.
Namun yang buat saya dan Kalila sedikit kecewa adalah tidak ada bath tub di kamar mandi. Pada saat kami melihat gambar gambar kamar di website hotel dan travel terdapat gambar bath tub. Ternyata fasilitas tersebut hanya ada di kamar yang rate nya lebih tinggi.
Tak menunggu lama setelah memasuki kamar anak-anak sudah tak sabar untuk berenang. Meski badan lelah saya tetap semangat mengantar mereka berenang, berhubung ini juga dalam rangka merayakan ulang tahun kakak dan hadiah karena nilai nilai uts nya bagus :)
Kamar kami berada di lantai tujuh sementara kolam renang berada di lantai tiga. Ukuran kolam renang relatif kecil. Hanya ada dua bagian kolam renang, yang berukuran kecil diperuntukkan bagi anak-anak, sementara untuk dewasa terdapat kolam renang yang lebih luas. Tidak ada perosotan atau mainan lain, benar benar hanya kolam renang. Karena kolam renangnya berada di luar ruangan angin yang bertiup di daerah kolam renang cukup besar. Faiha yang tidak kuat dingin hanya bisa bertahan setengah jam disana. Selain karena angin yang besar, air kolamnya pun sangat dingin. Yang sangat disayangkan pada waktu kami berenang disana tidak ada penjaga kolam dan semua handuk basah. Saya yang tidak menduga tidak ada handuk di kolam segera mencari staf hotel karena Faiha sudah menggigil kedinginan. Untungnya di luar area kolam ada staf dan segera membantu saya menyediakan handuk. Meskipun Kalila masih betah berenang tapi kami tidak bisa berlama lama karena Faiha sudah kedinginan. Oiya letak kolam renang yang ada di bagian atas dan luar ruangan membuat saya bisa menikmati matahari terbenam. Senangnya... Jarang-jarang bisa menikmati suasana seperti itu. Sayang saya tidak membawa hp ke area kolam renang sehingga tidak bisa mengabadikan momen di kolam renang. Baru setelah dari kamar saya bisa mengambil gambar kolam renang dari atas.
Letak hotel yang terdapat di pusat kota memberikan kemudahan saat kami akan mencari makan malam. Paginya kami pergi untuk sarapan. Apesnya hari minggu saat kami menginap berbarengan dengan diadakannya resepsi pernikahan di hotel. Sehingga tempat sarapan yang seharusnya berada di lantai bawah dipindahkan ke lantai lain yang memang bukan khusus tempat makan. Sehingga penataan tempat makannya kurang apik. Kursi dan meja untuk para tamu pun kurang. Saat kami datang sudah tidak ada tempat duduk sehingga kami harus mencari meja dan kursi di luar area makan yang tidak ber ac, lumayan panas dan kurang nyaman. Untuk makanan rasanya biasa saja, bagi saya dan suami tidak ada yang spesial.
Selepas makan anak-anak sudah tak sabar untuk bermain. Di bagian bawah terdapat kids corner. Meskipun mainannya cukup banyak namun tempatnya sangat sempit. Beruntung pada saat kami datang hanya ada satu keluarga yang sedang bermain. Bersyukur juga keluarga tersebut mau berbagi giliran sehingga saat kami datang mereka pergi. Terima kasih..:)
Karena kalau ada beberapa anak disitu mungkin ruangan itu akan lebih pengap dan tidak nyaman. Tak heran area tersebut dinamakan kids corner karena letaknya memang betul betul di bawah tangga, memanfaatkan ruang yang ada.
Di sebelah kids corner persis tempat akan diadakannya acara akad nikah dan resepsi pernikahan. Saya beberapa lama memperhatikan dekorasi dan penataannya yang cantik. Saya rasa area ini cukup ideal untuk dijadikan tempat acara. Meskipun areanya kecil namun cukup 'hangat'. Berada di area yang sedikit outdoor, di sebelahnya terdapat taman kecil untuk tamu anak-anak dan terdapat fasilitas masjid kecil yang juga cukup cantik di sebelahnya. Kalau dulu saya belum menikah mungkin ini menjadi tempat pilihan untuk akad dan resepsi :)
Setelah bosan main di kids corner anak-anak pun berpindah ke area bermain outdoor yang ada di sebelah. Kecil memang, hanya ada panjat tali, ayunan, dan jungkat jungkit, namun anak-anak sangat senang bermain disana. Kalau saya tidak beri waktu mungkin mereka terus bermain disana. Tapi lagi lagi kami beruntung karena saat itu hanya kami yang bermain disana, sehingga anak anak bebas bermain. Jika saja ada tamu lain saya rasa mereka tidak merasa nyaman karena hanya ada tiga permainan yang harus dibagi bersama. Menurut saya pihak hotel bisa menambahkan dua jenis mainan lagi disitu karena masih terdapat sedikit lahan kosong di arena bermain.
Karena matahari mulai tinggi saya memutuskan agar kami kembali ke kamar. Pemandangan dari dalam kamar sebenarnya cukup indah karena kita bisa melihat gunung, namun kalau kita melihat ke bagian bawah memang cukup kontras karena terlihat bangunan rumah yang kurang apik. :)
Wisata hotel kami memang sangat singkat karena siangnya kami sudah kembali bersiap untuk check out. Kurang lama yaa... Kl nginep di hotel memang pengennya dua tiga hari lah yaaa... Hehe...
Akhir kata anak anak terlihat senang berlibur di hotel ini. Meskipun fasilitasnya serba mini tapi pihak hotel cukup mengakomodir kebutuhan untuk anak anak. Tulisan ini dibuat hanya untuk berbagi pengalaman dengan teman teman yang juga mungkin sedang membutuhkan referensi menginap. Terima kasih sudah membaca. Semoga bermanfaat.
Jumat, 14 Oktober 2016
Minggu, 02 Oktober 2016
Pengalaman Operasi Gigi Bungsu
Beberapa waktu yang lalu seorang teman meminta saya menshare pengalaman saat operasi gigi bungsu. Semoga tulisan ini bisa memberikan pencerahan dan support ya dalam mengambil keputusan :)
Saya melakukan operasi gigi bungsu beberapa bulan yang lalu dikarenakan sering pusing dan sakit gigi. Kalau masalah sakit gigi sih udah jadi langganan ya dr muda bulak balik dokter gigi, pasalnya dulu waktu remaja suka males dan lupa sikat gigi sebelum tidur ^^'. Alhasil disaat dewasa mulailah bermunculan bolong di gigi. Tapi baru kali ini sakit gigi saya disertai pusing.
Pusingnya sudah terasa sejak satu tahun yang lalu, tapi belum 'ngeh' itu karena gigi. Waktu gigi sy sakit periksa ke dokter cm karena ada bolong di bagian graham. Setelah diobati si bolong itu ya sudah saya lega, masalah selesai saya pikir. Ternyata beberapa bulan kemudian pusing masih muncul. Akhirnya setelah konsul ke dokter gigi diminta rontgen kelihatanlah satu gigi graham bungsu saya yang sedang tidur, benar benar dalam posisi tidur, bukan sekedar miring seperti gigi bungsu lainnya. Rupanya si gigi tidur inilah yg mendorong dorong gigi di sebelahnya sampai sakit dan pusingnya disebabkan gigi bungsu itu sudah mengenai saraf yg menuju ke otak. Serem deh kl denger gigi udh kena saraf. Walaupun waktu itu dokter sudah menyarankan untuk diambil tapi saya ga langsung ambil tindakan dikarenakan TAKUT. Akhirnya setelah itu saya beraktifitas seperti biasa karena si pusing juga timbul tenggelam datangnya. Pertimbangannya juga karena waktu itu saya tinggal di Manado sebagai perantau jadi galau kalau harus operasi tanpa ada keluarga yang menemani.
Beberapa bulan kemudian akhirnya suamiku kembali di mutasi ke Bogor setelah tujuh tahun tinggal di tanah minahasa. Semakin lama pusing semakin sering datang. Akhirnya saya kembali memberanikan diri ke dokter gigi. Jawabannya teteup sama lah ya, mau drg di Manado atau di Jawa, kl gigi itu sebaiknya diambil. Karena sy menggunakan BPJS saya di kirim untuk konsul lebih lanjut ke Rs. Marzuki Mahdi.
Datang ke Rs Marzuki Mahdi ternyata saya tidak sendirian saudara-saudara... Ternyata buanyak yang mengalami hal sama, bahkan beberapa pasien kasusnya sama persis dengan saya, giginya tertidur, gejalanya pusing kepala. Cukup lega ya waktu berbagi rasa dengan pasien yang lain, kita jadi tau kalau kita ga sendirian ngalami ini. Saling berbagi riwayat sakit, merencanakan tindakan apa yang kita ambil, sama sama antri juga. Bahkan salah satu pasien mba Rahma dan suaminya yg super duper baik sampe ngantriin nomor saya dr subuh. Karena masyaallah, jadi peserta bpjs itu antriannya panjang pake bangeud... Setiap hari dokter dijatah hanya menerima 8 pasien, alhasil pasien sudah mengantri nomor di rumah sakit sejak jam 2 subuh!! Jarak dr rumah saya ke Rs itu cukup jauh, jd kalau saya datang jam 6 pagi dapat dipastikan tidak kebagian nomor, dan pasien bpjs hanya boleh melakukan satu tindakan dalam sehari, alhasil harus bulak balik kurang lebih selama tiga minggu untuk kasus seperti saya sampai sembuh.
Kembali ke kegalauan saya menghadapi operasi. Rasa takut dioperasi sudah muncul sejak pertama konsul, apalagi waktu dokter bilang letak gigi saya di bagian dalam, oleh karenanya harus dilakukan bius total. Whaattt... Takut banget sm bius total karena dari pengalaman liat mama yg operasi bius total ko serem banget ya kaya mayat waktu pasca operasi, ditambah sadarnya ada yang memakan waktu lama. Waktu saya melahirkan kedua anak lewat sc dua duanya bius setengah badan jadi benar benar stress waktu tau harus bius total.
Waktu itu dokter kasi waktu, katanya silakan ibu pikir pikir dulu. Saya tanya kalau saya ga operasi apa dampaknya dok. "ga operasi ya gpp, tapi ibu bakal pusing pusing seumur hidup", begitu kata dokter.
Sampai rumah tidur ga nyenyak, konsul sm suami jawabannya singkat dan realistis ^^', akhirnya yah banyak banyak berdoa, banyak tanya tanya pengalaman orang yang mengalami hal yang sama, minta petunjuk Allah, shalat istikharah. Selepas shalat istikharah diberikan ketenangan dan akhirnya memutuskan operasi.
Proses menuju operasi itu yang sangat melelahkan karena saya harus bulak balik rs untuk pemeriksaan darah, penyakit dalam, anastesi, konsul dokter dan cari ruangan. Semuanya hampir dilakukan sendiri dikarenakan keluarga semua di luar kota, suami bekerja.
Kalau bukan karena kekuatan yang diberikan Allah mungkin rasanya pengen menyerah saja :D
Setelah mendapat kamar, walaupun kelas 3, ya diambil sajah daripada harus bulak balik lagi nungguin kosong jatah kelas 1. Alhamdulillah saat operasi mertua datang dr Bandung untuk menemani. Hari selasa jadwal operasi, senin malam sudah masuk kamar rawat untuk berbagai pemeriksaan dan puasa. Dari mulai masuk kamar rawat sampai masuk kamar operasi saya ga lepas zikir karena takut menghadapi operasi bius total. Makanya support dr orang orang terdekat penting bgt disaat saat seperti ini.
Jam 11.00 saya sudah digiring masuk ruang operasi. Yang paling saya ingat waktu itu adalah kedinginan. Itu ruangan bener bener kaya es ditambah saya memang ga kuat dingin. Suster dokter masuk, udah langsung pasrah sepasrah pasrahnya. Tapi kejadiannya memang cepet banget ya, mereka siap siap serba cepet, saya dibius lewat hidung dan langsung tertidur. Kalau mau dibayangin apa yang terjadi selama operasi mungkin serem ya. Yang saya ingat waktu itu tiba2 udah sadar aja! Rasa sakit di gigi pasca operasi pasti ya ditambah darah yang mengalir sedikit sedikit di mulut. Yang saya kaget waktu pegang rambut ko pada lengket ya, apa kena darah atau betadine.. Mata sempet iritasi merah, kalo kata dokter mungkin kecipratan betadine waktu operasi, pdhl ditutup kain si matanya :D
Walaupun pasca operasi sempet ada insiden saya kesakitan di subuh hari karena obat penahan sakitnya kehabisan tapi sangat bersyukur alhamdulillah semuanya sudah terlewati. Total kemarin dua gigi bungsu yang dicabut. Alhamdulillah semua biaya operasi ditanggung bpjs.
Intinya kita hidup pasti ga akan mulus mulus aja ya, pasti ada rintangannya, ada kalanya kita sakit, ada kalanya harus melalui tindakan operasi yang menakutkan. Buat temen temen yang masih galau untuk pemeriksaan giginya, dicabut apa engga, dipikirkan kembali baik baik. Kalau pertimbangan saya kemarin kalau gigi sudah mengganggu apalagi berbahaya kalau sudah kena saraf yah diambil saja. Mudah mudahan ke depannya ga ada gigi yg sakit lagi. Mudah mudahan sisa 2 gigi bungsu ini ga mengganggu. Sejak sering sakit gigi insyllh sy rutin menggosok gigi, sebelum tidur, setelah makan dan sebelum shalat sepeti yang dicontohkan nabi Muhammad S.A.W
Jaga gigimu sebelum ompong!!
:D B-) ;-)
Beberapa bulan kemudian akhirnya suamiku kembali di mutasi ke Bogor setelah tujuh tahun tinggal di tanah minahasa. Semakin lama pusing semakin sering datang. Akhirnya saya kembali memberanikan diri ke dokter gigi. Jawabannya teteup sama lah ya, mau drg di Manado atau di Jawa, kl gigi itu sebaiknya diambil. Karena sy menggunakan BPJS saya di kirim untuk konsul lebih lanjut ke Rs. Marzuki Mahdi.
Datang ke Rs Marzuki Mahdi ternyata saya tidak sendirian saudara-saudara... Ternyata buanyak yang mengalami hal sama, bahkan beberapa pasien kasusnya sama persis dengan saya, giginya tertidur, gejalanya pusing kepala. Cukup lega ya waktu berbagi rasa dengan pasien yang lain, kita jadi tau kalau kita ga sendirian ngalami ini. Saling berbagi riwayat sakit, merencanakan tindakan apa yang kita ambil, sama sama antri juga. Bahkan salah satu pasien mba Rahma dan suaminya yg super duper baik sampe ngantriin nomor saya dr subuh. Karena masyaallah, jadi peserta bpjs itu antriannya panjang pake bangeud... Setiap hari dokter dijatah hanya menerima 8 pasien, alhasil pasien sudah mengantri nomor di rumah sakit sejak jam 2 subuh!! Jarak dr rumah saya ke Rs itu cukup jauh, jd kalau saya datang jam 6 pagi dapat dipastikan tidak kebagian nomor, dan pasien bpjs hanya boleh melakukan satu tindakan dalam sehari, alhasil harus bulak balik kurang lebih selama tiga minggu untuk kasus seperti saya sampai sembuh.
Kembali ke kegalauan saya menghadapi operasi. Rasa takut dioperasi sudah muncul sejak pertama konsul, apalagi waktu dokter bilang letak gigi saya di bagian dalam, oleh karenanya harus dilakukan bius total. Whaattt... Takut banget sm bius total karena dari pengalaman liat mama yg operasi bius total ko serem banget ya kaya mayat waktu pasca operasi, ditambah sadarnya ada yang memakan waktu lama. Waktu saya melahirkan kedua anak lewat sc dua duanya bius setengah badan jadi benar benar stress waktu tau harus bius total.
Waktu itu dokter kasi waktu, katanya silakan ibu pikir pikir dulu. Saya tanya kalau saya ga operasi apa dampaknya dok. "ga operasi ya gpp, tapi ibu bakal pusing pusing seumur hidup", begitu kata dokter.
Sampai rumah tidur ga nyenyak, konsul sm suami jawabannya singkat dan realistis ^^', akhirnya yah banyak banyak berdoa, banyak tanya tanya pengalaman orang yang mengalami hal yang sama, minta petunjuk Allah, shalat istikharah. Selepas shalat istikharah diberikan ketenangan dan akhirnya memutuskan operasi.
Proses menuju operasi itu yang sangat melelahkan karena saya harus bulak balik rs untuk pemeriksaan darah, penyakit dalam, anastesi, konsul dokter dan cari ruangan. Semuanya hampir dilakukan sendiri dikarenakan keluarga semua di luar kota, suami bekerja.
Kalau bukan karena kekuatan yang diberikan Allah mungkin rasanya pengen menyerah saja :D
Setelah mendapat kamar, walaupun kelas 3, ya diambil sajah daripada harus bulak balik lagi nungguin kosong jatah kelas 1. Alhamdulillah saat operasi mertua datang dr Bandung untuk menemani. Hari selasa jadwal operasi, senin malam sudah masuk kamar rawat untuk berbagai pemeriksaan dan puasa. Dari mulai masuk kamar rawat sampai masuk kamar operasi saya ga lepas zikir karena takut menghadapi operasi bius total. Makanya support dr orang orang terdekat penting bgt disaat saat seperti ini.
Jam 11.00 saya sudah digiring masuk ruang operasi. Yang paling saya ingat waktu itu adalah kedinginan. Itu ruangan bener bener kaya es ditambah saya memang ga kuat dingin. Suster dokter masuk, udah langsung pasrah sepasrah pasrahnya. Tapi kejadiannya memang cepet banget ya, mereka siap siap serba cepet, saya dibius lewat hidung dan langsung tertidur. Kalau mau dibayangin apa yang terjadi selama operasi mungkin serem ya. Yang saya ingat waktu itu tiba2 udah sadar aja! Rasa sakit di gigi pasca operasi pasti ya ditambah darah yang mengalir sedikit sedikit di mulut. Yang saya kaget waktu pegang rambut ko pada lengket ya, apa kena darah atau betadine.. Mata sempet iritasi merah, kalo kata dokter mungkin kecipratan betadine waktu operasi, pdhl ditutup kain si matanya :D
Walaupun pasca operasi sempet ada insiden saya kesakitan di subuh hari karena obat penahan sakitnya kehabisan tapi sangat bersyukur alhamdulillah semuanya sudah terlewati. Total kemarin dua gigi bungsu yang dicabut. Alhamdulillah semua biaya operasi ditanggung bpjs.
Intinya kita hidup pasti ga akan mulus mulus aja ya, pasti ada rintangannya, ada kalanya kita sakit, ada kalanya harus melalui tindakan operasi yang menakutkan. Buat temen temen yang masih galau untuk pemeriksaan giginya, dicabut apa engga, dipikirkan kembali baik baik. Kalau pertimbangan saya kemarin kalau gigi sudah mengganggu apalagi berbahaya kalau sudah kena saraf yah diambil saja. Mudah mudahan ke depannya ga ada gigi yg sakit lagi. Mudah mudahan sisa 2 gigi bungsu ini ga mengganggu. Sejak sering sakit gigi insyllh sy rutin menggosok gigi, sebelum tidur, setelah makan dan sebelum shalat sepeti yang dicontohkan nabi Muhammad S.A.W
Jaga gigimu sebelum ompong!!
:D B-) ;-)
Langganan:
Postingan (Atom)